openingceremony.us, Oleng di Tanjakan Cae, 3 Orang Nggak Sempat Selamat Ketenangan pagi di Sumedang mendadak berubah jadi kepanikan. Sebuah bus pariwisata yang melintas di Tanjakan Cae tiba-tiba oleng, kehilangan kendali, lalu terguling ke jurang. Suasana seketika mencekam. Jeritan penumpang terdengar dari kejauhan, disusul kepulan debu yang menutupi jalan menanjak itu. Dalam hitungan detik, perjalanan wisata yang seharusnya penuh tawa berubah menjadi duka mendalam.
Kecelakaan tersebut terjadi di jalur yang dikenal curam dan berkelok tajam. Banyak warga sekitar sudah terbiasa dengan suara kendaraan yang berjuang menaklukkan tanjakan ini, tapi pagi itu berbeda. Suara benturan keras terdengar hingga radius ratusan meter. Beberapa warga langsung berlari ke lokasi dan mencoba membantu korban dengan peralatan seadanya.
Tanjakan Oleng yang Menyimpan Bahaya
Tanjakan Cae memang terkenal ekstrem di kalangan pengemudi. Jalan yang sempit, turunan curam, dan tikungan tajam sering membuat kendaraan besar harus ekstra hati-hati. Di beberapa titik, jalannya menukik tajam dengan pemandangan jurang di sisi kiri yang membuat siapa pun bergidik.
Bagi pengemudi yang tidak terbiasa melintasinya, jalur ini bisa jadi mimpi buruk. Banyak kendaraan, terutama bus dan truk, sudah beberapa kali mengalami masalah serupa — rem blong, oleng, hingga terguling. Warga bahkan menyebut lokasi ini sebagai “jalur maut Sumedang.”
Menurut keterangan awal, bus yang membawa rombongan wisatawan itu diduga mengalami gangguan teknis di sistem pengereman. Begitu bus mulai oleng, sang sopir berusaha mengendalikan arah, tapi kondisi jalan yang menurun curam membuat usaha itu sia-sia.
Detik-Detik Sebelum Bus Terjun
Beberapa saksi mata sempat melihat bus melaju pelan dari arah atas, namun tak lama kemudian terlihat oleng ke kiri dan kanan. Penumpang di dalam bus tampak panik. Salah satu warga yang kebetulan berada di warung dekat lokasi sempat berteriak memperingatkan, tapi semuanya terjadi terlalu cepat.
Dalam sekejap, bus menghantam pembatas jalan dan langsung terguling masuk ke jurang sedalam belasan meter. Debu dan asap dari benturan menyelimuti area. Warga yang datang pertama kali hanya bisa mendengar suara minta tolong dari dalam bus yang ringsek.
Evakuasi berlangsung dramatis. Beberapa warga turun ke dasar jurang menggunakan tali seadanya sambil mengevakuasi korban yang masih hidup. Ambulans dan tim SAR datang sekitar dua puluh menit kemudian untuk membantu proses penyelamatan.
Korban Oleng dan Kondisi di Lokasi
Tiga orang dinyatakan meninggal dunia di tempat kejadian, termasuk sang sopir yang terjepit di kabin depan. Enam belas penumpang lainnya mengalami luka-luka dengan tingkat keparahan berbeda. Mereka langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat di wilayah Sumedang.
Petugas kepolisian yang tiba di lokasi segera memasang garis pengaman dan melakukan olah tempat kejadian. Dari hasil awal, bus diketahui sudah beroperasi cukup lama tanpa perawatan besar. Dugaan kuat, kondisi rem yang aus menjadi penyebab utama.
Beberapa keluarga korban yang datang ke rumah sakit tak kuasa menahan tangis. Rasa syok dan duka bercampur dalam suasana haru. Sementara itu, sejumlah penumpang selamat menceritakan detik-detik mencekam ketika bus mulai kehilangan keseimbangan.
Respons Warga dan Pemerintah

Kecelakaan ini kembali membuka mata publik soal keselamatan transportasi di jalur rawan seperti Tanjakan Cae. Warga sekitar sudah lama meminta pemerintah memperbaiki kondisi jalan dan memasang rambu tambahan. Meski beberapa peringatan sudah ada, banyak sopir yang tetap menyepelekan jalur ini.
Beberapa hari setelah kejadian, aparat memasang spanduk peringatan baru serta menyiagakan petugas di titik rawan. Pemerintah daerah juga berencana melakukan pengecekan ulang terhadap kelayakan kendaraan yang sering melintas di jalur wisata Sumedang.
Selain itu, beberapa komunitas pengemudi turut menyerukan pentingnya pemeriksaan kendaraan sebelum perjalanan jauh. Mereka menilai kecelakaan semacam ini bisa dicegah jika pengemudi dan perusahaan transportasi benar-benar memperhatikan aspek keamanan.
Luka Oleng yang Tak Mudah Hilang
Bagi warga yang tinggal di sekitar lokasi, tragedi ini meninggalkan luka batin yang dalam. Beberapa di antara mereka masih trauma dengan suara benturan dan teriakan korban yang terus terngiang. Tak sedikit warga yang mendirikan doa bersama dan menyalakan lilin di tepi jalan sebagai bentuk belasungkawa.
Para relawan yang ikut mengevakuasi korban juga masih teringat betapa sulitnya proses penyelamatan. Medan yang curam, minim penerangan, dan kondisi bus yang ringsek membuat mereka harus bekerja ekstra hati-hati agar tidak menambah korban.
Dari kejadian ini, masyarakat berharap semua pihak bisa lebih waspada. Bukan hanya pengemudi, tapi juga perusahaan otobus dan pihak terkait agar kejadian serupa tidak kembali memakan korban.
Kesimpulan
Tragedi di Tanjakan Cae jadi peringatan keras bahwa keselamatan di jalan tak bisa diabaikan. Jalur dengan kondisi ekstrem seperti di Sumedang memerlukan kewaspadaan penuh dan perawatan kendaraan yang optimal. Tiga nyawa melayang bukan sekadar angka, tapi kisah nyata yang meninggalkan duka bagi keluarga dan masyarakat luas.
Semoga kejadian ini bisa membuka kesadaran banyak pihak untuk lebih peduli terhadap kondisi kendaraan dan keselamatan penumpang. Tanjakan Cae kini bukan hanya sekadar jalur wisata, tapi juga pengingat bahwa satu kelalaian kecil bisa membawa malapetaka besar.
