openingceremony.us, Niat Tetes Mata, Malah Kena Lem! Endingnya di RS Sore itu suasana di rumah cukup tenang. Angin sepoi-sepoi dari jendela yang sedikit terbuka menambah rasa nyaman. Dika, remaja berusia 16 tahun, duduk di meja belajar sambil memegangi mata yang terasa perih. Mata kirinya terasa kering dan gatal akibat terlalu lama menatap layar laptop.
Dengan langkah hati-hati, ia mengambil botol tetes mata yang biasanya di pakai saat matanya lelah. Botol itu berada di rak kecil di atas meja. Dika menatapnya sejenak, memastikan arah tetesan, dan bersiap meneteskan cairan penyegar itu ke matanya.
Namun, tanpa di sadari, botol yang di ambil ternyata bukan botol tetes mata. Botol itu adalah lem cair untuk keperluan kerajinan tangan, yang kebetulan bentuknya mirip dengan tetes mata. Tanpa memeriksa label dengan teliti, Dika langsung menekan ujung botol untuk meneteskan cairan ke matanya.
Reaksi Instan RS yang Menakutkan
Begitu cairan mengenai mata, Dika langsung merasakan sensasi panas yang luar biasa. Matanya seketika menutup karena rasa sakit yang menusuk. Lidahnya kelu, tubuhnya gemetar, dan jantungnya berdebar kencang. Ia berusaha membuka mata, tapi terasa seperti ada sesuatu yang menempel dan mengikat kelopak matanya.
Ia berlari menuju wastafel, mencoba membilas matanya dengan air mengalir. Air yang di tuangkan membuat sebagian rasa panas berkurang, namun kelopak matanya tetap terasa lengket. Panik mulai merayapi pikirannya. Ia berteriak memanggil ibunya yang sedang berada di dapur.
Ibunya bergegas datang begitu mendengar teriakan Dika. Setelah melihat kondisi mata anaknya, wajahnya berubah pucat. Tanpa membuang waktu, ia langsung menelpon layanan darurat untuk meminta pertolongan medis.
Perjalanan ke Rumah Sakit
Ambulans datang tak lama setelah itu. Dika, dengan matanya yang masih merah dan sembab, di bawa ke unit gawat darurat rumah sakit terdekat. Sepanjang perjalanan, rasa sakit dan panik membuatnya menahan di ri untuk tidak menangis.
Sesampainya di rumah sakit, petugas segera membawa Dika ke ruang pemeriksaan. Dokter spesialis mata langsung memeriksa kondisi kelopak dan kornea matanya. Setelah beberapa pemeriksaan awal, dokter menyimpulkan bahwa lem cair tersebut menyebabkan iritasi parah pada permukaan mata dan lengket pada kelopak.
Penanganan Darurat di RS
Langkah pertama yang di lakukan tim medis adalah membilas mata Dika dengan larutan saline steril dalam jumlah banyak untuk mencoba melarutkan sisa lem. Proses ini memerlukan kesabaran karena kelopak mata Dika benar-benar menempel dan rasa sakit sangat hebat.
Setelah beberapa kali pembilasan, dokter mulai menggunakan alat khusus untuk membuka kelopak mata secara hati-hati. Setiap gerakan di ambil dengan presisi tinggi untuk mencegah kerusakan permanen pada mata. Dika menahan sakit dengan gigih, sesekali menutup mata menahan air mata yang keluar karena nyeri.
Dokter kemudian memberikan obat tetes dan salep khusus untuk mencegah infeksi sekaligus mempercepat penyembuhan jaringan mata yang teriritasi. Ia juga di berikan antibiotik oral untuk memastikan tidak ada bakteri yang berkembang akibat kontak dengan bahan kimia lem.
Pelajaran dari Kesalahan Kecil

Kejadian ini menjadi momen pembelajaran yang sangat berharga bagi Dika. Meski awalnya niatnya hanya ingin menyegarkan mata, kurangnya perhatian pada botol yang di ambil membuatnya mengalami pengalaman traumatis. Ia menyadari betapa pentingnya membaca label produk sebelum di gunakan, terutama saat produk tersebut bersentuhan dengan organ tubuh yang sensitif.
Selain itu, pengalaman ini juga mengajarkan keluarga Dika untuk lebih berhati-hati menata barang-barang rumah tangga. Niat Tetes Mata Barang yang mirip dan mudah tertukar, seperti botol tetes mata dan lem cair, sebaiknya di tempatkan di lokasi berbeda dan di beri tanda yang jelas.
Dampak Psikologis
Selain dampak fisik, pengalaman ini menimbulkan efek psikologis. Dika menjadi lebih waspada dalam melakukan aktivitas sehari-hari, terutama yang melibatkan penggunaan cairan kimia. Ia merasa trauma saat mendekati rak penyimpanan obat dan alat kerajinan tangan.
Namun, dengan dukungan keluarga dan konseling singkat dari psikolog rumah sakit, Niat Tetes Mata Dika mulai belajar mengatasi rasa takutnya. Ia menyadari bahwa kecelakaan bisa terjadi, tapi penanganan cepat dan tepat membuat konsekuensi bisa di minimalisir.
Pencegahan di RS
-
Selalu periksa label sebelum menggunakan cairan atau obat, terutama yang masuk ke mata atau tubuh.
-
Pisahkan barang serupa agar tidak tertukar. Misalnya, obat mata dan lem cair di tempatkan di rak berbeda.
-
Jangan terburu-buru, terutama saat tangan gemetar atau mata perih.
-
Ajarkan keluarga terutama anak-anak untuk mengenali produk berbahaya dan cara penggunaan yang aman.
Kesimpulan
Kisah Dika menunjukkan bahwa kesalahan kecil bisa berakibat serius jika tidak di perhatikan. Niat awal untuk meneteskan mata demi menyegarkan penglihatan justru berakhir di rumah sakit karena ketidaktelitian. Peristiwa ini mengingatkan kita akan pentingnya kehati-hatian dalam penggunaan produk sehari-hari, terutama yang bersentuhan langsung dengan tubuh.
Selain itu, pengalaman ini menekankan nilai pentingnya pendidikan tentang keamanan rumah tangga bagi remaja. Perhatian kecil pada detail, seperti membaca label dan menata barang dengan benar, bisa mencegah kecelakaan yang tidak di inginkan.
Dika kini dalam tahap pemulihan, baik fisik maupun mental. Matanya perlahan kembali sehat, dan ia belajar menghargai keamanan serta kehati-hatian dalam setiap tindakan, sekecil apapun itu.
